“Mungkin pertanyaan ini agak menggelikan,” Haechan menjeda ucapannya. Terlihat raut wajah penasaran dari Taeyong maupun Ten, sebagai dua sosok yang sedang diinterograsi sore itu.
“Seberapa berarti pasangan kalian?”
“A-hahahah…”
Haechan tidak salah, pertanyaan itu memang sedikit menggelikan. Baik Taeyong maupun Ten merasa canggung, dapat terlihat dari tawa yang mereka tunjukkan.
“Dia membuatku merasa … nyaman.”
Taeyong yang tak menyangka dengan jawaban laki-laki yang disebut sebagai ‘pasangan’nya itu terkesiap. Antara terkejut dan tidak, sih. Lagipula, Ten tidak punya alasan untuk menjawab pertanyaan itu dengan hal yang sebenar-benarnya di depan kamera. Video ini pasti akan beredar di internet, memberi teguk pada para penggemar yang menunggunya. Tapi, tak semua akan mentolerir sesuatu yang mentah—apa adanya. Maka dari itu, mereka harus memilih jawaban senetral mungkin.
Karena sebenarnya, semuanya tak sesederhana rasa ‘nyaman’ yang terucap dari bibir Ten.
Jika pertanyaan ini bukan digagas untuk kepentingan konten semata, Taeyong mungkin akan menjawab: Ten adalah bahagia dan kesedihan; obat dan luka; tawa dan tangis; dan segala pasangan lawan kata lainnya. Baginya, cinta memang seperti itu—berjalan dua arah, beriringan. Tidak hanya berisi hal-hal baik atau hal-hal buruk saja. Semuanya berbagi paruh.
Dan Taeyong telah menerima semuanya; kedua sisi berlawanan itu.
Tapi, mana mungkin ia akan menjawab dengan hal sekompleks itu hanya untuk konten yang tak semua penontonnya peduli pada perasaannya, ‘kan? Selain itu, privasi akan perasaannya itu cukup mahal. Kerap kali keelitisannya ini membuat oranglain salah paham, padahal dia hanya sedang menghindari rasa sakit; menyelamatkan perasaannya.
“Kalau aku ... aku sangat bersyukur bisa menjadi rekan kerjanya.”
Ten terdiam, namun ia masih menyempatkan semburat senyum di wajahnya yang licin. Kecewa? Mungkin. Tapi dia memaklumi. Kejadian seperti ini sudah bukan menjadi sumber masalah atau keterkejutan bagi mereka. Memang sudah seharusnya begitu—menjaga semuanya tetap aman.
Paling-paling, setelah sandiwara ini selesai, mereka akan pergi berkencan sampai pagi, sampai mereka lupa bahwa bumi ini bukan hanya milik mereka berdua saja.